Thursday, October 18, 2007

Perjalanan berangkat (Coding@theUK bagian 1)



Bulan September ini aku dan seorang rekanku mendapatkan tugas dari kantor untuk mengerjakan proyek di United Kingdom a.k.a Inggris.
Kami berangkat tanggal 25 September jam 7 malam WIB dengan menumpang Singapore Airlines. Perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapore. Kami tiba di Bandara Changi pukul 22 waktu setempat. Tidak banyak yang berubah di Changi dibandingkan ketika pertama kali aku mengunjungi Singapore 2 tahun yang lalu. Mall di bandara ramai orang dari berbagai suku bangsa lalu lalang.
Sekitar satu jam menunggu, kami kembali boarding ke pesawat untuk menuju Manchester.
Pesawat Singapore Airlines (SQ) yang kami tumpangi berbadan besar, yaitu Boeing 777-200. Dalam satu baris terdapat 9 kursi yang dibagi menjadi 3 kelompok, di kiri tengah dan kanan, jadi ada dua jalur untuk lalu lalang petugas penumpang.
Di dalam kabin, suasana nyaman karena didukung oleh fasilitas yang lengkap dan awak kabin yang cantik dan penuh senyum, dan mereka bisa sedikit berbahasa Indonesia.
Di setiap kursi penumpang terdapat layar monitor yang bisa dikontrol dengan remote yang terletak di bawah sandaran tangan. Remote ini memiliki multifungsi. Kita bisa memilih siaran video broadcast dari pesawat, pilihan film (ada sekitar 80 film!), game, berita, audio (ini juga sangat banyak!).


Benar benar penumpang dimanjakan dengan fasilitas multimedia yang lengkap ini.
Yang menarik lagi, broadcast video dari pesawat memberikan banyak informasi. Kita jadi tahu peta di mana posisi pesawat berada pada saat ini, jam lokal di tempat keberangkatan, jam lokal di tempat tujuan, dan jam lokal di darat di mana pesawat sedang berada di atasnya. Juga ada informasi tentang kecepatan pesawat, kecepatan angin yang menerpa badan pesawat, serta suhu di luar pesawat. Informasinya cukup lengkap, jadi bisa tahu posisi saat ini sedang di atas wilayah negara mana. Yang tidak pernah saya bayangkan, ternyata suhu di luar bisa mencapai - 50 ° C!

Setelah sekitar dua jam perjalanan, makan malam mulai dihidangkan. Menu yang tersedia lengkap dan lezat mulai dari pembuka hingga penutup. Mungkin karena untuk ukuran orang barat,kami tidak sanggup menghabiskannya.
Sesudah makan aku mulai ngantuk, tetapi memang sulit buatku tidur dengan posisi duduk.
Saat haus, aku tinggal memencet tombol panggil di remote kontrol. Dalam hitungan detik pramugari sudah datang menanyakan kebutuhan penumpang dengan ramah, bahkan mereka tetap tersenyum sesudah 13 jam perjalanan!. Tak heran jika maskapai ini sering mendapat penghargaaan sebagai yang terbaik di dunia.
Foto : Makan malam dan multimedia di SQ